Bagaimana Pit Stop Formula 1 Bisa Sangat Cepat


Warning: Undefined array key "tie_hide_meta" in /home/u1796959/public_html/idnpedia.com/wp-content/themes/sahifa/framework/parts/meta-post.php on line 3

Warning: Trying to access array offset on value of type null in /home/u1796959/public_html/idnpedia.com/wp-content/themes/sahifa/framework/parts/meta-post.php on line 3

Ajang balapan F1 memang tidak terlepas dari hal-hal mengagumkan, mobil yang menembus 300 km/jam hingga pitstop yang sangat cepat. Semua ini dilakukan dengan presisi dan penuh koordninasi, karena setiap per sekian detik adalah sangat berhargq dan menentukan kemenangan tim dalam balapan.

Bagaimana piitstop bisa sangat cepat? yuk simak sejarahnya:

1. Dulu di tahun-tahun awal Formula 1, ganti ban itu pakai palu buat lepas dan pasang. Mobilnya masih mesin depan, seperti mobil biasa. Lihat saat Juan Fangio di pitstop, ganti ban dan isi bensin di Nurburgring, Jerman, 1957.

2. Tapi kemudian ada sejumlah masalah, seperti kecelakaan yang menewaskan 83 penonton di sekitar pitstop di LeMans, Prancis, pada 1955.

Kecelakaan terjadi Mike Hawthorn-Jaguar bergeser kanan ke arah pitstop dan mengerem. Lance Macklin-Austin Healey (tengah) geser ke kiri menghindari Hawthorn yang ke kanan. Akibatnya, Piere Levegh – Mercedes, yang posisinya lebih belakang lagi, menabrak Macklin, dan melayang ke arah penonton.

2. Akibat kecelakaan ini, sejumlah negara melarang balapan F1 karena dipandang terlalu berbahaya. Otoritas Formula 1 mengubah sejumlah aturan, agar balapan lebih aman dan diterima semua orang.

Sirkuit harus menyediakan pitstop terpisah. Bahan bakar, misalnya, tidak lagi etanol yang mudah terbakar tapi avgas yang merupakan bahan bakar pesawat baling-baling. Jaraknya juga dipotong dari 500 km menjadi 300 km.

Pada saat yang sama, Cooper memperkenalkan mobil balap dengan mesin tengah yang lebih ringan dan irit. Karena bahan bakar lebih sedikit, jarak lebih dekat, dan mobil lebih ringan dan irit, pitstop mulai dilupakan.

Pembalap hanya berhenti ke pitstop kalau ada masalah saja. Ke pitstop sama saja dengan membuang waktu.

4. Pada 1980an, tim balap berusaha mencari keuntungan agar bisa menang. Dan tim balap paham, saat berat berkurang 1 pound (hampir 0,5 kg atau 0,5 liter), waktu satu lap berkurang 1/100 detik.

Baca Juga :   Penyebab Paspor Indonesia Lemah

Teknisi tim Brabham, Gordon Murray, berpikir, cara termudah untuk mengurangi berat adalah mengurangi bahan bakar. Masalahnya berarti isi bensin, harus membuang waktu di pitstop.

Kemudian Gordon Murray menemukan hitungan lain. Selain mengurangi berat mobil, pitstop ada keuntungan lain. Bisa ganti ban. Tanpa ganti ban, di akhir balapan itu kecepatan mobil per lab itu lebih lambat 2,5 detik.

Itung-itungannya, mereka lebih untung 26 detik kalau bensin dikurangi separuh dan ban diganti.

Jadi, kalau misalnya pitstop bisa 10 detik, mereka untung 16 detik (26 lebih cepat pas balapan, dikurangi 10 detik di pitstop).

16 detik di balapan Formula 1 itu seperti setahun di kehidupan nyata.

Agar bisa cepat di pitstop, mereka mendesain ulang beberapa bagian mobil.

Mur

Mereka mendesain mur dan mesin pemasangnya. Mur sudah terpasang di mesin pemasang, jadi bisa sangat cepat sekali.

Pompa Bensin

Mereka mesti bisa memasukkan 110 liter bensin secepat mungkin, 3 detik. Mereka menggunakan tong bir aluminium. Tangkin bensin mobil ada 2 lubang. Satu untuk mengisi bensin dan satu untuk membuang udara.

Pemanas Ban

Ban yang masih dingin, kurang lengket di jalan. Mereka membuat pemanas ban dari lemari yang dipasangi kipas untuk alirkan udara panas. Kalau sekarang, pemanasnya menggunakan selimut ban.

Hasilnya, pertama kali pitstop cepat digelar, komentator pun kebingungan. Mereka sama sekali tidak menyiapkan stop watch, saat Nigel Mansel berganti ban dan mengisi bensin.



Saat ini, Pitstop modern mencetak rekor prosesnya pergantian ban kurang dari 2 menit.


Sangat menarik melihat perkembangan F1 dari tahun ke tahun, sulit membayangkan terobosan apa lagi yang dimunculkan tahun akan datang.