Bisnis marketing memang sedang marak digandrungi siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, latar belakang, usia, pendidikan, pengalaman kerja dan sebagainya.
Namun banyak orang-orang menggunakan istilah-istilah marketing ambigu yang selama ini kita terima begitu saja padahal kenyataannya tidak (sepenuhnya) benar.
Trik Licik Dalam Pemasaran yang Harus Kamu Sadari
Apa saja itu, berikut daftar lengkapnya:
-
Membunuh 99,9% kuman!
Ini yang paling sering keliatan dimana-mana, dari mulai sabun sampai hand sanitizer. Produknya jadi seperti Genghis Khan, bukan saja mematikan nyaris seluruh populasi kuman, tapi juga menyisakan 0.01 persen untuk menyebarkan horor yang menimpa mereka biar kuman lain gak ada yang berani macem-macem.
Kenyataannya? Angka 99,9 persen itu bisa terjadi dalam kondisi laboratorium yang steril. Biarpun larutan pembersih yang dites benar-benar berhasil membinasakan nyaris semua kuman di cawan petri, bukan berarti kondisi yang sama bisa dicapai di dunia nyata.
Sebuah eksperimen yang dilakukan CBC menunjukkan bahwa jangankan membunuh 99,9 persen kuman, ada pembersih yang cuma bisa membunuh 46% persen kuman Ini sih setengahnya juga gak nyampe.
Lagipula, kalaupun klaim 99,9% itu benar, bukan berarti kuman di lab bisa mewakili kuman yang ada di dunia nyata, karena kuman lab biasanya sudah lelah, sementara kuman dunia nyata selalu bermutasi. Menurut NCBI, kecuali larutan tersebut mengandung alkohol 95%, hand sanitizer tidak akan berguna melawan sebagian besar virus
-
9 dari 10 Dokter Gigi merekomendasikan ini!
Satu lagi klaim “sesat” yang sering dipakai. Sekilas, kita jadi membayangkan para dokter gigi dengan berapi-api menguji pasta gigi dan produk-produk kesehatan mulut menggunakan sistem turnamen battle royale, dan produk yang gagal akan tersingkir dengan menyedihkan.
Kenyataannya? Hohoho, metodenya bisa jadi tidak se-ilmiah itu. Pengujiannya saja tidak jelas. Malah bisa jadi si produsen cuma melakukan survei acak ke dokter gigi yang kebetulan sedang menghadiri peluncuran produk mereka.
Yang lebih bikin pusing, ternyata para dokter yang disurvei itu boleh merekomendasikan lebih dari satu produk. Ini yang menyebabkan banyak produk sejenis semuanya berani bilang produk mereka direkomendasikan “9 dari 10 ahli”.
Pertanyaan yang JAUH lebih penting adalah, kenapa ada dokter gigi yang tidak memberi rekomendasi? Dengan asumsi jumlah dokter gigi di seluruh dunia sekitar 700 ribu orang, dan 9 dari 10-nya memberi rekomendasi, ada 70 ribu dokter yang tidak melakukannya. Kenapa??
Apa yang mereka tahu dan tidak diketahui dokter lainnya??? *cue: The X-Files theme
-
Modal Sedikit, Untung Melimpah
Kalimat diatas biasanya sering digaungkan para sales MLM. Untuk mengajak orang lain menjadi member, gak jarang mereka memberikan promo promo nggak masuk akal dan berani menggarasinkan keuntungan dalam waktu singkat.
Nyatanya? Sedikit banyak dari mereka skeptis dengan pendapatan mereka, tapi karena terlanjur ‘basah’ ya sudah tarik orang lain juga jadi korban.
-
Dibuat dari kulit asli
Berapa kali kamu tergoda membeli suatu produk (tas, sepatu, dll) hanya karena ada embel-embel kulit asli (genuine leather)? Pas liat ada tulisan genuine leather di label dan harganya murah pula, langsung kalap dan beli banyak, sambil dalam hati bilang “Haha, bego ini penjualnya, kulit asli kok dijual harga segini. Rasain gue borong semua”.
Kenyataannya? Kamu yang kena ditipu oleh penjualnya. Menyebut genuine leather itu sebagai kulit asli sama dengan menyebut daging hot dog itu daging asli. Ya, memang betul berasal dari hewan asli dan bukan kloningan, tapi sama sekali bukan yang kualitas bagus.
Kulit yang memang kualitas tertinggi biasanya dilabeli top grain atau full grain. Genuine leather cuma kulit sisa yang dijait dari beberapa potong kain dan dipermak sedemikian rupa supaya tampak lebih menarik
Cuma berhubung istilah “garbage leather” jelas tidak mengundang pembeli, dipilihlah nama “genuine leather” untuk menyembunyikan fakta bahwa gesper kulit yang kalian pamerkan itu sebenarnya terbuat dari barang reject.
Moral of the story: J̶a̶n̶g̶a̶n̶ ̶p̶a̶c̶a̶r̶a̶n̶ ̶s̶a̶m̶a̶ ̶m̶a̶r̶k̶e̶t̶i̶n̶g̶.̶ ̶K̶o̶n̶s̶u̶m̶e̶n̶ ̶a̶j̶a̶ ̶d̶i̶b̶o̶h̶o̶n̶g̶i̶n̶,̶ ̶a̶p̶a̶l̶a̶g̶i̶ ̶k̶a̶m̶u̶. Jangan terlalu percaya sama tulisan di iklan, jadilah pembeli yang bijak.